BAB
I
Profil Perusahaan
1.1. Sejarah Singkat PT.
Bio Farma (Persero)
PT. Bio Farma (persero) adalah
perusahaan yang berdiri sejak tahun 1890, setelah mengalami perubahan manajemen
dimana generasi muda mendapat kepercayaan pada tingkat eksekutif untuk mengelola
perusahaan tersebut dengan berbagai inovasi dan motivasi baru.
Perusahaan
ini bergerak dalam bidang produksi vaksin, sera, dan produk-produk biologi
lainnya yang mengemban komitmen global untuk kemanusiaan. Memproduksi dan
menyediakan vaksin dan sera yang berkualitas tinggi. Mengelola perusahaan agar
tumbuh dan berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip perusahaan dalam rangka
meningkatkan pendapatan.
Pada
tahun 1890 merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan, lembaga ini
diberi nama Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inricting. Dengan berjalannya
waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga ini berubah menjadi
Parc Vaccinogen Instituut Pasteur pada tahun 1895. Setelah tahun 1923 menempati
gedung barunya di Jl. Pasteur No.28 Bandung,
lembaga ini kembali mengubah namanya menjadi Landskoepok Inricting en Instituut
Pasteur.
Pada
saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo dan
kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung. Kegiatan
lembaga ini berpindah ke Klaten, selama Bandung
diduduki Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama
menjadi Landskoepok Inricting en Instituut Pasteur. Pada periode ini lembaga
dipimpin oleh R.M. Sardjito (1945-1946) dan dia merupakan orang Indonesia
pertama yang memimpin lembaga ini.
Gedung
Cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat berlokasinya
kegiatan produksi vaksin dan sera pada tahun 1950-1954. Setelah melalui
penelitian dan penilaian, pada tahun 1978-1996 bentuk badan usaha Bio Farma
resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai
telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak.
Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, pada tahun 1997-2004,
perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal
dengan PT. Bio Farma (persero).
1.2. Struktur Organisasi
Untuk
menjaga kestabilan dan kelancaran perusahaan maka anggota tersebut harus dapat
menggambarkan tentang perbedaan tingkat dalam struktur atau dengan kata lain
perusahaan itu harus melengkapi struktur organisasi.
Struktur
organisasi ini harus merupakan sutau gambaran grafik dari pembagian kerja yang
terdapat dalam suatu organisasi. Disamping itu struktur organisasi dapat
menjadi wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam organisasi tersebut.
Demikian
pula dengan PT. Bio Farma (persero) yang merupakan salah satu organisasi yang
berbentuk perusahaan, memiliki struktur organisasi yang dijadikan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh
PT. Bio Farma (persero) berbentuk organisasi lini, di mana kekuasaan mengalir
dari puncak pimpinan organisasi sampai kepada unit organisasi yang ada di
bawahnya. Begitu pula dengan pertanggung jawaban pekerjaan yang menjadi
kewajibannya sebagai karyawan harus dilakukan secara mengalir dari unit yang
berada di bawah sampai tingkat yang paling atas secara bertahap berdasarkan
tingkat jabatan yang dipegangnya.
Struktur
organisasi PT. Bio Farma (persero) dapat dilihat pada bagan struktur organisasi
pada gambar 1 :
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BIO FARMA
(Persero) BANDUNG
|
Adapun
uraian tugas dari jabatan dalam struktur organisasi PT. Bio Farma (persero) Bandung adalah sebagai
berikut :
1. Presiden Director
Tugas
– tugas seorang Presiden Director adalah sebagai berikut :
a.
Mengatur pembagian tugas dari masing-masing fungsi
serta menjaga keutuhan perusahaan.
b.
Mengambil keputusan-keputusan yang dibutuhkan untuk
pencapaian tujuan perusahaan.
c.
Bertanggung jawab penuh atas kelangsungan perusahaan.
d.
Memberikan persetujuan kredit.
e.
Memimpin pertemuan dengan manajer.
2. Quality Assurance
Adapun
ikhtisar jabatan urusan Quality Assurance adalah yang menjamin kualitas barang
untuk dikirim kepada pembeli.
Tugas-tugas
seorang Quality Assurance adalah sebagai berikut :
a.
Menggaransi barang layak ekspor.
b.
Bertanggung jawab kepada konsumen atas kualitas barang.
3. Internal Audit
Tugas-tugas
Internal Audit adalah sebagai berikut :
a.
Mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dari
gangguan-gangguan yang bukan berasal dari sistem produksi.
b.
Mengawasi gangguan yang berasal dari dalam perusahaan.
c.
Mengawasi bidang produksi yang tertuju kepada kualitas
dan kuantitas produk dan kualitas hasil yang terjual.
4. Director Staff
Tugas-tugas
Director Staff adalah sebagai berikut :
a.
Membantu seorang pimpinan dalam memajukan perusahaan.
b.
Memberi layanan
yang berupa pembinaan pendapat atau nasehat kepada pimpinan di dalam
suatu organisasi dan di dalam suatu bidang khusus yang menjadi keahliannya.
c.
Mengganti tugas seorang pimpinan dalam pelaksanaan
tugas-tugas organisasi.
5. Public Relation Departement
Tugas-tugas
Public Relation Departement adalah sebagai berikut :
a.
Menjembatani perusahaan terhadap hubungan dengan
perusahaan lain.
b.
Mengkomunikasikan opini masyarakat, kecenderungan
sosial kepada manajemen.
c.
Mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama
antara organisasi dengan masyarakat mengenai komunikasi,
6. Secretary Departement
Tugas-tugas Secretary
Departement adalah sebagai berikut :
a.
Membantu tugas seorang atasan dalam pencapain tujuan
organisasi
b.
Membuat surat-surat pengiriman barang.
7. Legal Departement
Tugas-tugas
Legal Departement adalah sebagai berikut :
a.
Menjamin kelangsungan keseimbangan dalam hubungan di
dalam perusahaan.
b.
Memberikan legalisasi untuk suatu produk yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan.
8. Management Information System
Departement
Tugasnya
adalah sebagai berikut :
a.
Menjamin data yang diproses, maupun data intelejen,
dikembangkan dan dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi.
b.
Membantu proses manajemen, serta mampu meningkatkan
kemampuan pimpinan untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
9. Finance Directur
Tugas-tugas
Finance Directur adalah sebagai berikut :
a.
Menghitung pemasukkan dan pengeluaran keuangan.
b.
Mengeluarkan pembayaran yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan.
10. Marketing Director
Tugas-tugas
Marketing Director adalah sebagai berikut :
a.
Mengatur dan mengelola penjualan barang yang
dihasilkan.
b.
Mencari konsumen
c.
Mengatur pembelian bahan-bahan tambahan.
d.
Mengatur dan mengelola untuk persediaan barang dan
bahan pembantu yang diperlukan dalam produksi.
e.
Memberikan dan menghimpun juga mengatur suatu bagian
dihasilkan.
11. Production Director
Tugas-tugas
Production Director adalah sebagai berikut :
a.
Mengatur jalannya kegiatan produksi pada perusahaan.
b.
Merencanakan sistem pengepakan barang.
c.
Menyelenggarakan operasi produksi sehari-hari dan
hal-hal yang berkaitan dengan produksi.
12. Planning And Development
Director
Tugas-tugasnya
adalah sebagai berikut :
a.
Mengatur dan merencanakan program-program pengembangan
produk yang dihasilkan perusahaan.
b.
Melaksanakan pengadaan material dan konstruksi serta pengembangan
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Struktur
organisasi pada bagian pemasaran PT. Bio Farma (persero) dapat dilihat pada
bagan struktur organisasi gambar 2 :
GAMBAR 2
STRUKTUR ORGANISASI PADA BAGIAN PEMASARAN
PT. BIO FARMA (Persero) BANDUNG
Sumber PT. Bio Farma (persero) Bandung
Adapun uraian tugas dari jabatan
dalam struktur organisasi PT. Bio Farma (persero) Bandung pada bagian pemasaran adalah sebagai
berikut :
1. Chief Marketing Officer
a.
Memikirkan dan merumuskan kebijakan dalam bidang
pemasaran.
b.
Melakukan koordinasi dan pengawasan pelaksanaan
pemasaran.
c.
Bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan
pelaksanaan pemasaran.
1.
Marketing Staff
a.
Memonitor kegiatan penjualan.
b.
Memonitor kerja salesman.
c.
Bertanggung jawab atas semua produk penjualan.
d.
Memahami kebutuhan pelanggan dan mengidentifikasi
dengan tepat.
e.
Memberi alternatif produk layanan sesuai.
f.
Menjamin bahwa layanan solusi yang diberikan
terlaksanan dengan baik.
g.
Melakukan market research dengan melihat potensi pasar
di suatu coverage area.
2.
Marketing service
a.
Membuat surat-surat pengiriman barang.
b.
Melayani pemesanan barang.
3.
Personal Selling
a.
Mengadakan kerjasama dengan pihak pemerintah atau
swasta.
b.
Mendatangi para pelanggan.
c.
Memperkenalkan produk kepada para pelanggan.
1.3 Produk yang Dipasarkan
Konsep produk meliputi
pendefinisian manfaat produk yang akan ditawarkan. Manfaat yang akan diperoleh
dan terjalin selalu memiliki atribut produk, misalnya : mutu dan ciri. Setelah produk tersebut diperkenalkan di pasar,
maka atribut-atribut harus dimodifikasi agar bisa bertahan menghadapi
tantangan-tantangan dalam setiap tahap daur hidup produk. Untuk meningkatlkan
hasil penjualan dan laba, mutu produk harus dinaikkan atau dikurangi, ciri
produk mungkin perlu ditambah atau dihapuskan. PT. Bio Farma (persero) sebagai
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan vaksin, serum dan
sediaan Diagnostik mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan-perusahaan yang
lain, yaitu untuk memperoleh laba dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Produk
yang dijual oleh PT. Bio Farma (persero) ini sebanyak 18 jenis, diantaranya :
A. Produk Vaksin Bio Farma :
1.
Vaksin Kolera
2.
Vaksin Tifoid
3.
Vaksin Paratifoid
4.
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
5.
Vaksin Tetanus Toxoid (TT)
6.
Vaksin Difteria Tetanus
7.
Vaksin Difteria – Pertussis – Tetanus (DPT)
8.
Vaksin Campak
9.
Vaksin Oral Polio
10. Vaksin
Hepatitis B (DNA recombinant)
B.
Produk Serum Bio Farma :
- Serum Anti Difteri (ADS)
- Serum Anti Tetanus (ATS)
- Serum Anti Bisa Ular (ABU)
- Serum Anti Rabies (ARS)
C.
Produk Sediaan Diagnostik Bio Farma :
- Purified Protein Derivative (PPD)
- Blood Grouping Sera (Serum Golongan Darah)
- Sera Diagnostik (Serum Aglutinasi Diagnostik)
- Bacterial Suspension “Antigen Widal” (suspensi Kuman)
Perusahaan mengirimkan
produknya kepada perusahaan-perusahaan seperti, PT. Kimia Farma, PT. Sagi
Capri, PT. Sawah Besar Farma, PT. Kertajaga Jaya Utama, PT. Pamor Baru, PT.
Sasono Putra Utama, PBF. Margahusada, PT. Cipta Niaga, PT. Daya Mandiri
Semesta, PT. Triputra Maju Sentosa, serta perusahaan melakukan kegiatan
personal selling lainnya melalui dokter-dokter praktek dan puskesmas-puskesmas.
1.4 Keadaan Perusahaan Biofarma Saat Ini
Sejak
tahun 90an, Bio Farma telah memenuhi
kebutuhan vaksin dunia. Ekspansi Bio Farma
di pasar global cukup membanggakan.
Hingga 2012, Bio Farma telah merambah ke- 127 negara di seluruh dunia. Bio Farma
adalah satu-satunya negara ASEAN
dan negara-negara Islam di dunia yang lolos dari persyaratan utama badan
dunia kesehatan. Produk-produk vaksin Bio
Farma diterima di pasar
internasional dan didistribusikan
melalui UNICEF sejak 1999. Diantara
produk-produk yang telah memperoleh
sertifikasi WHO tersebut, antara lain:
vaksin Polio, Campak, DPT, TT, DT, dan DTP-HB.
Untuk
dapat menjadi pemain global bukan perkara mudah. Selain
menjaga komunikasi intens dengan lembaga-lembaga dunia, Bio Farma
mematuhi persyaratan pemasaran di tingkat internasional yang etrgolong
rumit dan melalui proses panjang. Bio Farma terlebih dahulu harus lolos prakualifikasi (PQ) kualitas produk dan
sistem manajemen mutu yang diakui oleh
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Selain
lolos proses prakualifikasi, sebuah produk vaksin bisa dipasarkan di level
internasional jika memenuhi persyaratan
edar (registrasi) yang ditentukan oleh setiap Badan Otoritas Obat di
negara tujuan ekspor.
Tidak
berhenti di pasar yang sudah ada, Bio Farma kini mengembangkan
pasar baru. Seperti saat ini Bio
Farma telah mensuplai vaksin ke Belgia
dan Perancis. Bio Farma memanfaatkan
agen international yang juga berperan sebagai agen marketing intelijen. Tahun
2014 Bio Farma akan terjun langsung bekerjasama dengan mereka untuk bersama –
sama mencari pasar di Vietnam.
Untuk
strategi perluasan pasar, ada beberapa
langkah yang dijalankan,yaitu:
Pertama, meneguhkan persyaratan nasional dan international
berkaitan dengan mutu, fasilitas produksi, proses produksi hingga produk itu sendiri.
Kedua, memperbarui persyaratan
prakualifikasi dari WHO karena regulasi di dunia terus berkembang.
Ketiga, agar mencapai hubungan internasional yang lebih baik, Bio Farma terlibat dalam
organisasi-organisasi internasional yang
memiliki peran dalam menentukan kebijakan.
Direktur
Pemasaran Bio Farma terpilih menjadi Presiden di Developing Country Vaccine
Manufacturer (DCVM) sejak tahun 2002.
DCVM merupakan organisasi
gabungan produsen vaksin di negara
berkembang, lebih dari 30 negara. Dari DCVM , Bio Farma berhasil menggalang kerjasama strategis
antarnegara produsen vaksin berupa
pengadaan bibit dan transfer
teknologi yang dipayungi dengan perjanjian-perjanjian khusus.
Seperti
diketahui, persaingan antarprodusen vaksin
dunia tergolong ketat .
Diantara produsen-produsen vaksin
dunia, Bio Farma termasuk
perusahaan menengah, baik dari
ukuran bisnis maupun jangkauan pasarnya. Namun, jika dilihat di kawasan Asia Tenggara, Bio
Farma merupakan perusahaan farmasi paling besar saat ini.
Sejak
1999 Bio Farma juga memasarkan produk
yaitu vaksin polio melalui WHO atau
UNICEF . Selain itu Bio Farma
juga menjalin kerjasama dengan Heatlh American Organization yang bertempat di
New York Amerika Serikat, Bill Gates & Melinda Gates Foundation (pendiri
Microsoft) untuk memasok vaksin – vaksin yang dibutuhkan untuk disebar di
daerah seperti Afrika, dan juga distribusi vaksin untuk bantuan ke Jepang,
Perancis, dan lain-lainnya.
Selain
produk akhir vaksin, Bio Farma juga melayani produk bulk (Intermediate product
of vaccine) untuk diformulasi lebih
lanjut menjadi finished product (vaksin). Sebanyak 17 produk vaksin yang telah
dipasarkan, antara lain: Trivalent Oral Poliomyelitis Tipe 1 (mOPV-1), Bivalent
Oral Poliomyelitis Tipe 1 & tipe 3 (bOPV tipe 1 & tipe 3), Campak
kering, Hepatitius B Rekombinan, TT, Bio TT, DT, DTP, Td, DTB-HB, bulk Polio,
bulk Dipteri, bulk Tetanus, Bulk Campak,
bulk Partusis, dan bulk TD.
Selain
produk jadi, Bio Farma juga memasuk
bahan baku yang terus diolah dan
diproduksinya. Adapun negara yang membelinya, antara lain: India,
Bangladesh, Pakistan (tetanus), Mesir,
dan Thailand.
PT
Bio Farma (Persero) menargetkan produk vaksinnya bisa menembus pasar global
yang lebih luas pada 2014. Sejumlah upaya pun dilakukan di antaranya melalui
pintu Organisasi Kerja sama Islam (OIC).
Selama
ini, Bio Farma dikenal sebagai pemasok dua pertiga vaksin polio di dunia dengan
cakupan lebih dari 120 negara. Perusahaan vaksin yang berbasis itu pun relatif
baru meluncurkan dua produk terbarunya vaksin flu, flubio dan pentabio
(difteri, tetanus, pertusis, hepatitis b dan haemophilus influenza tipe b) yang
siap dipasarkan.
1.4.1 Pemasaran
Sifat
usaha Bio Farma adalah melayani kebutuhan pasar domestik dan global:
a. Pasar Pemerintah, yaitu melayani kebutuhan
Pemerintah untuk program imunisasi dasar/reguler yaitu vaksin BCG, DT, TT,
Polio, Campak, Hepatitis B, DTP-HB dan Td (vaksin EPI) serta diluar program
imunisasi reguler yaitu vaksin DTP-HB-Hib (pentavalen) dan Anti Difteri Serum
(ADS).
b. Pasar swasta nasional, yaitu melayani para
Distributor dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan vaksin di luar program
imunisasi rutin Pemerintah yaitu vaksin BCG, BioTd, BioTT, FluBio, Campak,
Polio, Hepatitis B, PentaBio, anti sera BioSAT, BioADS,
BioSAVE, ABU II
(Australia) dan PPD 2 TU.
c. Pasar internasional, terutama untuk melayani
kebutuhan UNICEF dan negara lain yang telah melakukan kerjasama bilateral.
1.4.2 Penjualan/Pendapatan Usaha
Pada
tahun 2013 kinerja Perusahaan sangat meningkat dibandingkan dengan tahun 2012,
hal ini disebabkan adanya efisiensi yang dilakukan secara berkesinambungan,
adanya pendapatan lain-lain berupaya selisih kurs Rupiah terhadap USD sebagai
hasil pengelolaan valuta asing, serta adanya pergeseran kerja sama penelitian,
pengembangan
dan surveilans
dengan pihak eksternal ke tahun 2014.
1.4.3 Aspek Pemasaran
a. Strategi Pemasaran
Untuk
mendukung pencapaian target penjualan, perusahaan menjalankan strategi
mempertahankan pasar yang sudah ada dan memperluas pasar baru untuk
meningkatkan pemasaran produk yang sudah dikenal maupun produk baru, membina
dan membangun
kemitraan yang
lebih strategis dan melakukan registrasi produk baru secara selektif.
Strategi
pemasaran yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
a. Penetrasi pasar (Market Penetration)untuk
produk vaksin dewasa seperti vaksin Influenza, Hepatitis B dan yang lainnya).
Di pasar domestik sektor swasta, Direktorat Pemasaran melakukan penetrasi pasar
melalui aktivitas Geographical Marketingdan
menawarkan
program vaksinasi di berbagai instansi pemerintah/swasta dalam negeri.
b. Pengembangan pasar (Market Development)di pasar Internasional
dengan pengembangan pasar ke negara-negara anggota OIC (Organization of Islamic
Cnference) dan Amerika Latin.
c. Pengembangan produk (Product Development)dengan mengembangkan
produk brandedseperti BIO Td, BIOSAT, BIOADS, BIOSAVE untuk masuk ke pasar
sektor swasta dalam negeri.
d. Strategi media (Media Strategy) yang terpadu
untuk meningkatkan awareness pelanggan
terhadap perusahaan dan produk-produk yang ditawarkannya melalui berbagai media
above the line, below the linedan through the line.
Menghadapi
permintaan di sektor/internasional yang lebih tinggi daripada produk yang
tersedia, perusahaan melakukan langkahlangkah strategis yaitu meningkatkan batch sizeproduksi dan merencanakan
pembangunan fasilitas baru untuk menambah kapasitas produksi sekaligus proses
pengemasannya.
Untuk
meningkatkan kinerja di sektor penjualan dalam negeri/domestik, dibutuhkan
penyempurnaan dan penyesuaian business process yang memerlukan dukungan fasilitas dan sistem teknologi informasi
yang terintegrasi. Perusahaan telah mengambil langkah strategis untuk
mengatasinya yatu dengan melakukan investasi pembuatan aplikasi CRM (Customer
Relationship Management)sebagai bagian dari IT Masterplan serta membangun
aplikasiintegrated inventory stockdengan
pihak distributor dalam negeri.
Berdasarkan
sektor penjualan, tercapai penjualan bersih sebesar Rp1,85
triliun atau 14,02% lebih tinggi dari target RKAP 2013 sebesar Rp1,62 triliun
dengan rincian sebagai berikut:
b. Pangsa Pasar
- Pasar dalam Negeri:
• Sektor Pemerintah: melayani kebutuhan
pemerintah untuk proses imunisasi nasional di Indonesia melalui Kementerian
Kesehatan.
• Sektor Swasta: melayani para distributor
dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan vaksin diluar program imunisasi rutin
Pemerintah.
- Pasar Luar Negeri:
• Sektor Ekspor Institusi: Suplai vaksin
melalui institusi seperti Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization
(WHO), UNICEF, PAHO untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi negara-negara
berkembang untuk program imunisasi.
• Sektor Ekspor Umum: Suplai vaksin secara
langsung, business to business, business to government atau kerjasama melalui
agen yang telah ditunjuk.Vaksin yang digunakan merupakan vaksin yang telah
memenuhi prakualifikasi WHO baik dalam bentuk produk jadi maupun bulk.
c. Realisasi Program kerja Bidang Pemasaran
Adapun program
kerja bidang pemasaran yang sudah dilaksanakan tahun 2013 antara lain sebagai
berikut:
- Pemasaran Dalam Negeri :
1. Melakukan penjualan produk vaksin yang sudah
ada dan produk baru Bio Farma
melalui
Pemerintah dan sektor swasta
2. Perbaikan kinerja distributor
3. Pembagian wilayah kerja distributor
4. Pembentukan tenaga marketer internal
5. Pelaksanaan training untuk tenaga marketer
internal
6. Pelaksanaan training pelatihan untuk
distributor
7. Mencari Produk Alternatif
8. Pemasaran Branded Product
9. Meningkatkan imageproduk melalui produk
Branded
- Pemasaran Luar Negeri :
1. Mengikuti tender untuk negara-negara
bilateral baik yang rutin maupun yang baru
2. Mencari pembeli bulkyang baru (fill-finisher)
dan vaksin baik melalui agen ataupun
secara
langsung
3. Mengikuti
pertemuan produsen vaksin yang diselenggarakan oleh UNICEF sehingga
dapat
mengupdateinformasi tren kebutuhan vaksin dunia melalui UNICEF
4. Menjalankan
Long Term Agreement (LTA) UNICEF untuk Vaksin DTP-10 ds. Td-
10 ds., bOPV-20 ds. dan
tOPV-20 ds. danVaksin Campak 10 ds
5. Melakukan suplai vaksin DTP 10 ds ke
negara-negara di wilayah PAHO
6. Menjual produk baru, yakni Bio Td 1 ds baik
melalui agen maupun secara langsung
7. Melakukan penjualan rutin sesuai kebutuhan
Pembeli, dengan memprioritaskan
penjualan
bulk
8. Registrasi produk Td (1 dan 10 ds) dan
Pentabio di negaranegara potensial di Asia dan
Afrika
BAB
II
Identifikasi Masalah
Personal
selling mempunyai peranan penting dalam mempromosikan produk. Keberhasilan
suatu perusahan sering tergantung pada kegiatan personal selling tanpa mengabaikan promosi yang lainnya. PT. Bio
Farma (Persero) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan
Vaksin, penjualan Serum dan penjualan Sediaan Diagnostik, mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan-perusahaan yang lain, yaitu untuk memperoleh laba dengan
memberikan kepuasan kepada konsumen, yang pada akhirnya diharapkan penjualan
akan meningkat. Kegiatan personal selling PT. Bio Farma (Persero)
berusaha untuk melakukan kegiatan dengan memperkenalkan produk yang dimiliki
kepada konsumen lain dengan cara melakukan kunjungan-kunjungan atau mendatangi
dokter-dokter praktek dengan tujuan dapat melakukan penjualan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak internal perusahaan yang telah dilakukan
pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung,
diduga masalah tersebut disebabkan pelaksanaan personal selling sebagai berikut :
1.Kurangnya kemauan
atau keinginan pada wiraniaga dalam memperhatikan process prospecting
atau mencari langganan baru, misalkan : communication skill atau
pemahaman produk pada personal selling dinilai kurang baik, sehingga
dalam melakukan penjualan kurang dapat meyakinkan para konsumen.
2.Wiraniaga kurang
memperhatikan follow up (tindak lanjut) kepada konsumen dalam mendatangi
para pelanggan hal ini dilakukan agar hubungan dengan para konsumen terutama
pelanggan baru bisa berkelanjutan, misalkan dengan mendatangi para pelanggan
dalam melakukan tindak lanjut wiraniaga ingin memastikan kepuasan pelanggan,
kunjungan ini untuk mendeteksi berbagai masalah, meyakinkan pembeli bahwa
wiraniaga memperhatikan pembeliannya.
2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
hasil wawancara maka kelompok kami
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana pelaksanaan
personal selling pada PT. Bio Farma
(Persero) Bandung.
2.Bagaimana
kondisi penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero)
Bandung.
3.Seberapa besar
pengaruh personal selling terhadap
pencapaian penjualan vaksin di
dalam negeri pada PT. Bio Farma
(Persero) Bandung.
4.Hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam melaksanakan personal selling dan
usaha-usaha apa saja yang dilakukan
oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.2 Tujuan dan Kegunaan Makalah
2.2.1
Tujuan Makalah
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan personal selling pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
2.
Untuk mengetahui kondisi penjualan vaksin di dalam
negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personal selling terhadap pencapaian
penjualan vaksin di dalam negeri pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.
4.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan personal selling dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan
dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
2.2.2 Kegunaan Makalah
a. Bagi Penulis (Kelompok)
Diharapkan dapat menambah pengetahuan akan masalah-masalah yang
terjadi dalam perusahaan khususnya mengenai promosi dalam hal ini personal selling.
b.
Bagi Perusahaan
Memberikan sedikit sumbangsih pemikiran dan
saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dalam pengembangan usaha
selanjutnya terutama mengenai personal
selling.
BAB III
Kegiatan
3.1
Gambaran
Umum Pelaksanaan Personal Selling di PT. Bio Farma.
Dalam melaksanakan kegiatan personal selling PT. Bio Farma,
melakukan kunjungan keluar perusahaan atau mendatangi para dokter-dokter
praktek ataupun puskesmas-puskesmas yang sebelumnya oleh tenaga penjual itu
sendiri telah diadakan transaksi lewat telepon didalam melakukan pendekatan
dengan para calon pembeli, jadi pertemuan ini kelanjutan dari transaksi yang
disepakati untuk melancarkan tugasnya. Tenaga penjual PT. Bio Farma diberikan
pengetahuan yang menyangkut produk yang akan ditawarkan karena produk yang
dijual oleh perusahaan merupakan produk-produk farmasi maka para tenaga penjual
dituntut untuk lebih memahami produknya (product knowledge). Untuk
memperoleh penjelasan lebih lanjut mengenai gambaran umum pelaksanaan personal
selling terhadap pencapaian penjualan pada PT. Bio Farma maka dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Mencari langgan baru.
Langkah pertama dalam proses penjualan adalah mengidentifikasi calon
pembeli, tenaga penjual perlu mengetahui cara menyaring petunjuk yang baik,
wiraniaga harus menelepon para calon pembeli untuk mengetahui apakah mereka itu
perlu dikunjungi terus.
2. Pendekatan pendahuluan.
Dalam langkah kedua ini wiraniaga menentukan pendekatan yang lebih baik,
yang mungkin bisa berupa kunjungan pribadi, telepon atau surat. Waktu kunjungan harus diperhatikan
karena banyak calon pembeli sibuk pada waktu-waktu tertentu. Akhirnya wiraniaga
harus mencurahkan perhatiannya untuk menyusun startegi penjualan secara
keseluruhan.
3. Pendekatan.
Tenaga penjual harus mengetahui cara menemui dan menyapa pembeli untuk
memulai hubungan yang baik, tenaga penjual harus berpakaian rapih, bersikap
sopan dan penuh perhatian terhadap pembeli.
4. Penyajian dan peragaan.
Dalam langkah ini wiraniaga mengutarakan cerita mengenai produknya kepada
pembeli, wiraniaga menekankan manfaat bagi langganan sambil menceritakan
keistimewaan produk itu sebagai bukti dari manfaat-manfaat tersebut, ciri khas
adalah karakteristik dari suatu produk. Kesalahan umum adalah terlalu
menekankan keistimewaan produk dan tidak menekankan manfaat bagi konsumen.
5. Mengatasi keberatan.
Para calon konsumen hampir selalu memperhatikan
sifat penolakan selama presentasi atau diminta kesediaan untuk membeli atau
memesan produk. Sikapnya bisa menjadi bersifat psikologis atau logis, penolakan
psikologis misalnya tak senang dicampuri orang, lebih suka kebiasaan yang
mapan. Penolakan logis seperti penolakan harga, untuk menangani penolakan ini
wiraniaga harus memperlakukan pembeli dengan positif.
6. Penutupan penjualan.
Pada langkah ini wiraniaga menegaskan kembali persetujuan pembeli,
menanyakan apakah pembeli menginginkan produk a atau b, mempersilahkan pembeli
untuk memutuskan hal-hal kecil, wiraniaga boleh menawarkan rangsangan khusus
untuk penjualannya, misalnya harga khusus, tambahan ekstra, atau hadiah.
7. Tindak lanjut.
Langkah terakhir ini untuk mendeteksi berbagai masalah, meyakinkan
pembeli bahwa wiraniaga memperhatikan pembeliannya, dan mencegah timbulnya
kesalah pahaman atau prasangka yang mungkin timbul.
3.2 Gambaran Singkat Target
dan Realisasi Penjualan
Persentase penjualan setiap
perusahaan dari waktu ke waktu pada umumnya tidaklah tetap, tetapi selalu turun
naik. Pada tahun tertentu mungkin ada kecenderungan naik, sedangkan pada tahun
yang lain mungkin ada kecenderungan turun. Sehingga dengan demikian pada
umumnya setiap perusahaan akan menjadikan hal tersebut sebagai pedoman untuk
membuat ramalan penjualan.
Bagi perusahaan PT. Bio Farma
(persero) bukan hanya dijadikan sebagai pedoman, tetapi dicari pula sebab dari
gejala turun naiknya persentase penjualan tersebut.
PT. Bio Farma (persero) telah
menetapkan suatu cara yang tepat untuk dapat meningkatkan persentase penjualan
yaitu melakukan pengawasan dan pengendalian yang lebih baik dalam kegiatan personal
selling yang diprioritaskan, agar dapat tercapai target penjualan yang
telah ditetapkan. Target itu sendiri adalah ukuran yang ditetapkan atas dasar
mana akibat yang benar-benar pada saat dinilai. Target tersebut menunjukan
pernyataan atau tujuan dengan dasar mana tugas-tugas yang dilaksanakan dapat diukur.
3.3 Hambatan-Hambatan
Kegiatan Personal Selling dan
Usaha-usaha yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung.
Setiap
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya pasti akan menghadapi berbagai
masalah baik yang datangnya dari lingkungan dalam perusahaan maupun dari
lingkungan luar perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan personal selling PT. Bio Farma (persero) Bandung berusaha sebaik mungkin agar tetap
sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan, tapi pada kenyataannya dalam
kegiatan personal selling masih saja
dihadapkan pada hambatan-hambatan. Penjualan merupakan salah satu kegiatan
pemasaran yang cukup penting dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan
umum setiap perusahaan sama, yaitu memperoleh laba yang sebesar-besarnya.
Selain itu perusahaan juga mempunyai tujuan khusus, yaitu untuk mencapai
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Salah satu kategori dimana
suatu perusahaan dikatakan berhasil, apabila dapat memproduksi dan melakukan
proses penjualan secara terus-menerus dengan tingkat penjualan yang semakin
meningkat. Dalam kaitannya dengan usaha perusahaan untuk meningkatkan
penjualan, dimana promosi memegang peranan yang penting dan tidak boleh
diabaikan, karena dengan promosi yang baik maka pemasaran dapat berhasil.
Personal selling mempunyai peranan
penting dalam mempromasikan produk. Keberhasilan suatu perusahaan sering
tergantung pada kegiatan personal selling
tanpa mengabaikan promosi yang lainnya. PT. Bio Farma (persero) Bandung
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan Vaksin,
penjualan Serum dan penjualan Sediaan Diagnostik, mempunyai tujuan yang sama
dengan perusahaan-perusahaan yang lain, yaitu untuk memperoleh laba dengan
memberikan kepuasan kepada konsumen, yang pada akhirnya diharapkan penjualan
akan meningkat.
Adapun
hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Bio Farma (persero) Bandung dalam pelaksanaan personal selling terhadap upaya
meningkatkan penjualan diantaranya sebagai berikut :
1.
Pemahaman tentang produk yang ditawarkan oleh wiraniaga
masih sangat lemah dikarenakan hampir kebanyakan status pendidikan wiraniaga
hanya sebatas SMU, sedangkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan banyak yang
menggunakan istilah-istilah kedokteran layaknya perusahaan farmasi sedangkan
dalam menghadapi konsumen diperlukan communication skill yang handal
agar para konsumen dapat tertarik dengan produk yang akan ditawarkan.
2.
Mengenai pengaturan waktu, dimana para wiraniaga selain
melakukan proces prospecting atau mencari langganan baru untuk mencapai
target penjualan disisi lain wiraniaga harus melakukan kunjungan kepada
pelanggan unuk memastikan kepuasan pelanggan.
3.4 Usaha - Usaha Yang
Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan hambatan
yang Ada.
Usaha-usaha yang dilakukan
oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung
untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan berusaha memberikan bimbingan
dan pelatihan kepada wiraniaga, terutama mengenai pemahaman tentang produk
sehingga kemampuan berkomunikasi atau pemahaman mengenai produk yang akan
ditawarkan dapat lebih dikuasai dan dapat meyakinkan para konsumen dalam proses
menawarkan produk perusahaan.
2.
Perusahaan berusaha menambah jumlah personil agar dalam pelaksanaan
pencarian pelanggan serta dalam mendatangi para pelanggan waktu yang digunakan
dapat lebih efektif.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, maka pada bab ini kelompok
kami akan menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Personal selling yang dilaksanakan PT. Bio Farma (persero) Bandung
menggunakan
langkah-langkah yaitu : pendekatan pendahuluan, penyajian dan peragaan,
mengatasi keberatan, penutupan penjualan, sedangkan langkah-langkah yang belum
dijalankan adalah mencari pelanggan baru dan tindak lanjut. Penjualan bertujuan
untuk mencapai volume penjualan tertentu, mendapatkan laba tertentu dan
menunjang pertumbuhan perusahaan, sedangkan yang belum sepenuhnya dilakukan
adalah mencapai volume penjualan tertentu dan mendapatkan laba tertentu sehingga
tidak menunjang pertumbuhan perusahaan.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
melaksanakan personal selling untuk
peningkatan tujuan penjualan
diperusahaan PT. Bio Farma (persero) Bandung adalah sebagai berikut :
1.
Pemahaman tentang produk yang ditawarkan oleh wiraniaga
masih sangat
lemah dikarenakan hampir kebanyakan status pendidikan
wiraniaga hanya sebatas SMU, sedangkan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
banyak yang menggunakan istilah-istilah kedokteran layaknya perusahaan farmasi
sedangkan dalam menghadapi konsumen diperlukan communication skill yang
handal agar para konsumen dapat tertarik dengan produk yang akan ditawarkan.
2. Mengenai
pengaturan waktu, dimana para wiraniaga selain melakukan proses prospecting
atau mencari langganan baru untuk mencapai target penjualan disisi lain
wiraniaga harus melakukan kunjungan kepada pelanggan unuk memastikan kepuasan
pelanggan.
3. Usaha-usaha
yang dilakukan oleh
perusahaan PT. Bio Farma
(persero) Bandung
dalam
menghadapi hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan berusaha memberikan bimbingan
dan pelatihan kepada wiraniaga, terutama mengenai pemahaman tentang produk
sehingga kemampuan berkomunikasi atau pemahaman mengenai produk yang akan
ditawarkan dapat lebih dikuasai dan dapat meyakinkan para konsumen dalam proses
menawarkan produk perusahaan.
2.
Perusahaan berusaha menambah jumlah personil agar dalam pelaksanaan
pencarian pelanggan serta dalam mendatangi para pelanggan waktu yang digunakan
dapat lebih efektif.
4.2 Saran - Saran
Berdasarkan
hasil uraian di atas mengenai pelaksanaan kegiatan personal selling pada PT. Bio Farma (persero) Bandung, maka peneliti mengemukakan beberapa
saran yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya dalam merekrut para pegawai terutama
wiraniaga yang berperan penting dalam kegiatan personal selling setidaknya
yang memiliki pengalaman dibidang pemasaran produk khususnya pengalaman
dibidang Medical Representatif, sehingga communication skill
sudah dikuasai dan perusahaan hanya memberikan pengarahan saja.
2. Perusahaan
harus memperluas area penjualan, selain itu perusahaan harus menambah jumlah
personil agar perolehan laba dapat meningkat setiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar