Fakhri
Munziar (1414121210)
Management
Keuangan
Kebijakan
Deviden (Tugas 4)
Magister Management 47
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden
adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan
dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.
Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan
yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan
deviden ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para
pemegang saham (deviden) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan.
Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba yang akan dibagikan pada
para pemegang saham.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan
salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para
pemeganf saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba
sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana intern atau internal financial.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka
kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
Macam-Macam Deviden
Berdasarkan bentuk deviden yang dibayarkan,
deviden dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
- deviden tunai (cash dividend)
- deviden saham (stock devidend)
Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan
dalam bentuk uang tunai. Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam
bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai suatu deviden tunai tentunya
sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu deviden saham
dapat dihitung dengan rumus harga wajar deviden saham dibagi dengan rasio
deviden saham.
Berdasarkan periode satu tahun buku maka deviden
dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
- deviden interm
- deviden final.
Deviden interm merupakan deviden yang dibayarkan
oleh perseroan antara satu tahun buku dengan tahun buku berikutnya atau antara
deviden final satu dengan deviden final berikutnya. Di Indonesia pada umumnya
deviden interm hanya dibayarkan satu kali dalam setahun.
Macam-macam Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya
bisa bermacam-macam. Menurut Bambang Riyanto (2008:269) menyatakan bahwa ada
macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai
berikut:
- Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil,
artinya jumlah dividen perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap
selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap
tahunnya berfluktuasi.
- Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar
saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
- Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividen
payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan
dividen payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah
dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi
sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
- Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout
ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi
financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
Stock Deviden
Stock deviden adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. Di
Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut saham bonus.
Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang lebih
banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat berupa saham yang
jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda.. Tujuan perusahaan memberikan stock
deviden adalah untuk menghemat kas karena adanya kesempatan investasi yang
lebih menguntungkan.
Stock Split
Merupakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham dengan
cara pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak
dengan pegurangan nilai nominal saham yang lebih kecil secara proporsional. Oleh
karena itu dengan stock splits harga saham menjadi lebih murah. Tujuan stock
splits adalah untuk menempatkan harga saham dalam trading range tertentu.
Trading Range Theory memberikan penjelasan bahwa stock split
meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai
harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan. Manajemen
berupaya untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu
yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini diharapkan semakin banyak
partisipan pasar yang akan terlibat dalam perdagangan. Dengan adanya stock
split, harga saham akan turun sehingga akan banyak investor yang mampu
bertransaksi. Trading Range Theory atau Liquidity Hypotheses menyatakan
bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar
yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga
harga saham tidak terlalu mahal. Di mana selanjutnya nilai nominal saham
dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham. Tujuan dari pemecahan
nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan daya beli investor sehingga akan
tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham yang
bersangkutan. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas
saham. Likuidity
hypothesis, yaitu dengan pemecahan saham maka harga saham akan lebih
rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham
dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat.
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang melaksanakan
kebijakan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan cukup
baik. Pengumuman stock split juga mmerupakan sinyal bahwa earing dan
cash deviden akan meningkat. Peningkatan earing dan cash
deviden merupakan gambaran prospek perusahaan yang baik. Stock split
memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga perusahaan yang memiliki kinerja
yang baik saja, yang dapat melakukan stock split.
Repurchasing of stock
Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (
cash dividen ) , perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang
saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan ( repuchasing stock ).
Keuntungan stock repurchase bagi pemegang saham
:
- Stock repuchase sering di pandang sebagai tanda positif bagi investor
- Stock repuchase mengurangi jumlah saham yang beredar dipasar. Setelah stock repuchase ada kemungkinan harga saham naik.
Kerugian bagi pemegang saham :
- Perusahaan membeli kembali saham dengan harga yang terlalu tinggi sehingga merugikan pemegang saham yang tidak menjual kembali sahamnya.
- Keuntungan stock repuchase dalam bentuk capital gains, padahal sebagian investor menyukai dividen.
Keuntungan bagi perusahaan :
- Menghindari kenaikan dividen. Jika dividen naik terlalu tinggi dikhawatirkan di masa mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil ( pada masa sulit atau banyak kebutuhan dana investasi ) yang dapat memberi petanda negatif. Stoc repuchase merupakan alternatif yang baik untuk mendistribusikan penhasilan yang diatas normal ( extraordinary earnings ) kepada pemegang saham.
- Dapat digunakan sebagai strategi untuk mengacau usaha pengambil – alihan perusahaan ( yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham sebanyak –b anyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas ) Stock repuchase dapat menggalkan usaha ini.
- Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya, perusahaan ingin meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membeli kembali saham yang beredar.
- Saham yang ditarik kembali dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan membutuhkan tambahan dana.
Kerugian bagi perusahaan adalah :
- Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stock repuchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyai proyek – proyek baru yang baik. Namun demikian, jika perusahaan benar – benar tidak memiliki kesempatan investasi yug baik, ia memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak banyak bukti empiris yang mendukung alasan ini.
- Setelah stock repuchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan meningkat sehingga dapat menurunkan harga saham.
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli
kembali saham :
- Saham dapat dibeli pada pasar terbuka ( open market )
- Perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu dan harga tertentu ( pendekatan tender offer )
- Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegang saham besar ( pendekatan negotiated basis )
Teori Kebijakan Deviden
Terdapat beberapa pendapat dan teori yang
mengemukakan tentang deviden diantaranya yaitu:
- Dividend Irrelevance Theory (ketidakrelevanan deviden)
Teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden
perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya
modalnya. MM menyimpulkan bahwa nilai perusahaan saat ini tidak dipengaruhi
oleh kebijakan deviden. Keuntungan yang diperoleh atas kenaikan harga saham
akibat pembayaran deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena
adanya penjualan saham baru. Oleh karenanya pemegang saham dapat menerima kas
dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran deviden atau menerimanya dalam
bentuk capital gain. Kemakmuran pemegang saham sekali
lagi tidak dipengaruhi oleh kebijakan deviden saat ini maupun dimasa datang.
- The Bird in The Hand Theory
Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor
lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran deviden
daripada menunggu capital gain. Sementara itu MM berpendapat dan
telah dibuktikan secara matematis bahwa investor merasa sama saja apakah
menerima deviden saat ini atau menerima capital gain dimasa
datang. Gordon dan Lintner beranggapan bahwa para investor memandang satu
burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Sementara itu
MM berpendapat bahwa tidak semua investor berkeinginan untuk menginvestasikan
kembali deviden mereka diperusahaan yang sama atau sejenis dengan memiliki
resiko yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka dimasa datang
bukannya ditentukan oleh kebijakan deviden, tetapi ditentukan oleh tingkat
resiko investasi baru.
3.Tax Preference Theory
Investor menghendaki perusahaan untuk menahan
laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada deviden
dalam bentuk kas. Oleh karenanya perusahaan sebaiknya menentukan dividend
payout ratio yang rendah atau bahkan
membagikan deviden. Karena deviden cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi
daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat
keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengandividendyield yang
tinggi.
- Devidend Relevance Theory (Relevan deviden)
Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor
dapat dipengaruhi oleh kebijakan deviden.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
Menurut Bambang Riyanto (2008:267),
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah
sebagai berikut :
- Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan
merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil
keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para
pemegang saham.
- Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan
utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan
sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti
bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atauearning yang
dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus
menetapkan dividen payout ratio yang rendah.
- Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu
perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan
perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk
membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk
menahan earningnya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada
para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya.
- Pengawasan terhadap Perusahaan
Pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan
“control” terhadap perusahaan, berati mengurangi “dividen payout ratio”nya. Jumlah
deviden minimal ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan
penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.
Dalam keputusan pembagian deviden perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke
dalam bentuk deviden namun perlu disisihkan untuk diinvestasikan kembali.
Berkaitan dengan kebijakan
DAFTAR PUSTAKA
Atika Jauhari Hatta. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Deviden.
Anonim. 2010. Modul Manajemen Keuangan. Depok.
Latiefasari Hani Diana. 2011. Anallisis yang mempengaruhi factor-faktor
Kebijakan Deviden. Skripsi Sarjana. Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
http://www.slideshare.net/fikrifm/kebijakan-dividen?next_slideshow=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar